Mindful parenting merupakan pola pengasuhan dimana seseorang lebih memberikan perhatian penuh tanpa membiarkan dirinya dikuasai oleh emosi. Mindful parenting juga dipahami sebagai mengasuh berkesadaran atau dalam bahasa Jawa disebut dengan istilah “eling”. Sehingga menjadi orantua yang mindful parenting berarti peka, bisa mengelola emosi, dan sadar terhadap keadaan. Namun bukan berarti bisa gagal melainkan membutuhkan waktu untuk proses, tidak boleh marah, ataupun harus menjadi sempurna.
Pada intinya mindful parenting tercakup ke dalam lima dimensi, yaitu mendengarkan dengan penuh perhatian, tidak menghakini, sabar, adil dan bijaksana, serta welas asih atau penuh kasih sayang. Akan tetapi tidak banyak orantua yang lupa setelah memahami apa itu mindful parenting. Jika demikian, Anda tidak perlu menyalahkan diri.
Hal yang wajar apabila diri sendiri terkadang lupa dan lepas kendali, tapi ketika ingat pastikan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Setiap manusia bisa berubah, jangan menganggap diri sebagai orang yang gagal terus yakin untuk tetap belajar. Anda mungkin tidak sanggup memilih untuk marah ataupun tidak, tapi setiap orang dapat menentukan bagaimana cara mereka marah. Ambil jeda jika perlu, pisahkan antara masalah pribadi dan pola pengasuhan Anda.
Sebab setiap anak belajar dari pola pengasuhan yang mereka terima dari orantua. Sebagaimana penjelasan Dorothy Law Nolte, Apabila anak dibesarkan dengan celaan, maka ia belajar untuk memaki. Apabila anak dibesarkan dengan permusuhan, maka permusuhan, maka ia belajar untuk berkelahi. Apabila anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar untuk gelisah. Apabila anak dibesarka dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri. Apabila anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri. Apabila anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar mendengki. Apabila anak dibesarkan dengan rasa malu, ia belajar merasa bersalah.
Namun jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia akan belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai menghargai. Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai. Jika anak dibesarkan dengan ketekunan, ia belajar untuk menghadapi tantangan. Dan masih banyak lagi.
Sebagai orangtua, sudah menjadi keinginan dan kewajiban Anda untuk memberikan yang terbaik bagi anak. Namun terkadang urusan pekerjaan maupun hal lain mempengaruhi bagaimana pola ngasuh Anda terhadap anak. Sehingga tidak banyak anak yang menjadi tempat pelampiasan orangtua lantaran penat mencari nafkah.
Lantas apakah pola asuh yang Anda terapkan selama ini sudah benar? Konsultasikan saja di Konsultasiku.com, sebab kami memiliki tenaga konselor yang berkecimpung dalam spesifikasi Psikolog Klinis dan Psikolog Pendidikan Anak dan Keluarga. Biaya penangannanya pun lebih terjangkau jika dibandingkan dengan pergi ke praktik Psikolog secara langsung.
Anda akan terhubung dengan konselor pilihan yang sesuai dengan kebutuhan Anda, sementara Konsultasiku.com akan menghubungkannya dengan media video conference Zoom. Segera konsultasi ke Konsultasiku.com, jangan khawatirkan privasi Anda akan tetap dijaga.